03170 2200277 4500001002100000005001500021035002000036008004100056020002200097082001100119084001700130100002800147245009500175250001100270260003400281300002400315700003000339520236000369600001502729600001302744990002702757990002702784990002702811990002702838990002702865INLIS00000000001509420241002105938 a0010-1024000037241002 0 ind  a978-602-374-672-9 a306.01 a306.01 BUD f0 aBudiono Kusumohamidjojo1 aFilsafat Kebudayaan :bProses Realisasi Manusia (Dengan Revisi) /cBudiono Kusumohamidjojo aCet. 1 aBandung :bYrama Widya,c2017 ax, 262 Hlm ;c24 Cm0 aEditor : Taufan Harimurti aBuku Filsafat Kebudayaan Proses Realisasi Manusia ini memberikan peta awal permasalahan mendasar kebudayaan dalam refleksi filosofis secara sistematik dan komprehensif. Paradoks kebudayaan adalah, bahwa kebudayaan merupakan entitas yang teramat konkret sekaligus demikian abstrak. Ia konkret karena penuh kontroversi. Siapa pun yang mengikuti perkembangan wacana kebudayaan akan melihat kesenjangan yang kian menganga di antara realitas budaya yang konkret itu dengan kekisruhan pada wilayah pewacanaannya. Kesenjangan ini kemudian memunculkan pelbagai klaim tentang kebudayaan yang berpretensi substantif-obyektif atau bersifat empiris-positivistik (Biologi, Sosiologi, Antropologi, dan sebagainya) yang kini terasa sebagai semacam realisme-naif. Kebudayaan memang bukanlah sekadar suatu objek “di luar sana”. Melainkan serentak adalah juga disposisi dan kecenderungan-kecenderungan prareflektif “di dalam” diri kita. Meminjam istilah dari Karl Jaspers, kebudayaan barangkali bisa juga dilihat sebagai das alles Umgreifende (yang mencengkeram dan meliputi segalanya. Jaspers mengenakannya bagi fenomen transendensi). Seperti halnya bagi ikan di kolam atau di lautan : tak akan mudah bagi ikan untuk menjelaskan dengan pasti dan definitif apa itu air yang ada di sekeliling serentak di dalam tubuhnya. Buku ini menegaskan bahwa Filsafat Kebudayaan adalah kritik kebudayaan. Buku ini mencoba mengarung di antara kedua kutub ekstrem dilematis di atas sambil cenderung berat pada keinginan memetakan substansi yang bernama kebudayaan dalam konstelasi dunia-manusia mutakhir. Dalam buku ini, penulis memetakan awal permasalahan mendasar kebudayaan dalam refleksi filosofis secara sistematik dan komprehensif. Pelbagai ilustrasi konkret membuat konteks pembicaraan terasa aktual. Alur penjelasannya yang bernas tangkas memudahkan pembaca mencerna semua konsep yang ditawarkan , selain juga mengasyikkan. Buku “Filsafat Kebudayaan” karya Budiono Kusumohamidjodo ini bukanlah pemetaan kritis dan rinci pergeseran-pergeseran paradigmatik dalam wacana kebudayaan. Meskipun ditekankannya dengan tepat bahwa Filsafat Kebudayaan adalah kritik kebudayaan, buku ini bukanlah uraian rinci tentang tradisi Kulturkritik Jerman beserta kontroversi lanjutannya. Di sisi lain, ia juga bukan monografi visioner filosofis pribadi sang penulis semata-mata. 4aKebudayaan 4aFilsafat a39503/NF/DARPUSDA/2024 a39504/NF/DARPUSDA/2024 a39505/NF/DARPUSDA/2024 a39506/NF/DARPUSDA/2024 a39507/NF/DARPUSDA/2024